Waktu: 27/06/24, 5:00 WIB
Sumber: www.binasawitmakmur.com

Fakta-Fakta-Mengenai-Kelapa-Sawit-yang-Harus-Kamu-Tau

Kelapa sawit adalah salah satu tanaman perkebunan yang sangat penting karena mampu menghasilkan minyak sawit yang berguna untuk banyak hal, seperti bahan bakar, bahan kosmetik, dan bahan pengolahan makanan. Selain hal tersebut, kelapa sawit memiliki beberapa fakta yang juga gak kalah menarik loh!. Berikut penjabarannya:

 

Industri Kelapa Sawit Memperbaiki Tingkat Ekonomi

Perkebunan kelapa sawit telah berkembang di daerah pedalaman, terisolir, dan pinggiran. Dimana daerah yang tingkat ekonomi dan kesejahteraannya tertinggal dibandingkan dengan daerah sekitarnya atau pun perkotaan. Seiring berjalannya waktu, ekonomi pada daerah tersebut berputar lebih kencang, luas dan menghasilkan “kue ekonomi” yang beragam. Mengetahui hal berikut, dapat dikatakan perkebunan kelapa sawit menjadi pioneer di daerah tersebut dengan berhasilnya menciptakan beberapa sektor ekonomi sehingga mewujudkan berbagai pusat ekonomi baru di daerah pedesaan.

Melalui pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa kelapa sawit dapat  memperbaiki tingkat ekonomi dan kesejahteraan penduduk dari kemiskinan menjadi daerah perekonomian yang berkembang. Apabila terus ditingkatkan, kesenjangan ekonomi antara desa dan kota menjadi semakin rendah atau mendekati nol.

Indonesia Adalah Salah Satu Distributor Kelapa Sawit Terbesar Di Dunia

Berdasarkan Palm Oil Alliance, Indonesia dan Malaysia menyumbang sekitar 85-90 persen dari produksi minyak sayur global. Mengetahui angka tersebut, tidak heran apabila Indonesia menjadi salah satu sumber utama yang dimanfaatkan untuk kegiatan ekspor ke luar negeri. Tidak hanya itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) juga mengatakan nilai ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tahun 2021 menyentuh USD 35 miliar.

Kelapa Sawit Bukan Penyebab Deforestasi

Kelapa sawit memiliki beberapa perdebatan. Salah satunya adalah banyak yang menganggap kelapa sawit merupakan penyebab dari gundulnya hutan sampai kerusakan hutan. Nyatanya, menurut direktur utama BPDPKS, Eddy Abdurrahman (2021), kelapa sawit bukan penyebab deforestasi global. Sebaliknya, kelapa sawit berkembang sebagai pengisi lahan yang terlantar karena praktik perambahan hutan. Selain itu, kelapa sawit juga membantu proses forestasi atau penghijauan. Kedua hal tersebut sudah dikonfirmasi pada penelitian sejarah status lahan di Pulau Kalimantan tahun 1973 - 2015.

Kelapa Sawit Bukan Kontributor Terbesar Emisi GRK Global

Terdapat isu yang beredar dimana kelapa sawit merupakan kontributor utama emisi GRK global. Padahal, menurut studi empiris (IEA, 2016 ; Olivier et al., 2022) mengatakan bahwa sektor energi (energi fosil) merupakan kontributor utama emisi GRK global. Terdapat lima kontributor emisi GRK global yang berasal dari sektor pertanian, kehutanan, dan land use, yaitu livestock and manure (5.8 persen), agricultural soil (4.1 persen), crop burning (3.8 persen), forest land (2.2 persen), dan crop land (1.4 persen). Dengan demikian, dapat disimpulkan perkebunan kelapa sawit tidak termasuk dalam sumber utama emisi GRK global atau bukan kontributor terbesar emisi GRK global.

Minyak Kelapa Sawit Paling Hemat Emisi Karbon Dibandingkan Minyak Nabati Lainnya

FAO merekomendasikan Minyak nabati sebagai salah satu bahan pangan masyarakat. Terdapat 17 jenis sumber minyak nabati dunia, terdapat empat minyak nabati terbesar dengan menguasai pangsa 90 persen, yaitu minyak sawit, minyak rapeseed, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. Pertanyaannya adalah diantara minyak tersebut, mana yang paling boros menghasilkan emisi dan mana yang paling hemat emisi?

Menurut studi Beyer et al. (2020) serta Beyer dan Rademacher (2021) mengungkapkan bahwa di level ekosistem global, pada setiap ton yang dihasilkan minyak nabati, minyak kedelai adalah penghasil emisi paling besar. Selanjutnya, minyak kacang tanah, minyak rapeseed, dan minyak bunga matahari. Lalu, minyak nabati yang paling hemat emisi adalah minyak kelapa sawit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produksi minyak nabati dari minyak kelapa sawit adalah yang paling rendah atau paling hemat emisi karbon.

Kelapa Sawit Merupakan Penghasil Polusi Air/Tanah Paling Rendah

Tiga minyak nabati utama di dunia, yaitu minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak rapeseed, masing-masing memiliki karakter yang berbeda, salah satunya dalam pengaplikasian pupuk dan pestisida. Menurut FAO (2020), tidak semua pupuk dan pestisida dapat diserap oleh tanaman. Dengan begitu, sebagian terbuang menjadi emisi atau polutan yang bisa mencemari tanah dan air yang memungkinkan bisa mencemari tanah dan perairan. Adapun penggunaan pupuk nitrogen anorganik menjadi salah satu sumber emisi NO2 pada pertanian.

Secara general, setiap ton minyak nabati, tanaman kedelai menggunakan lebih banyak pupuk (Nitrogen dan Phosphate) dan pestisida dibandingkan tanaman rapeseed dan kelapa sawit. Lalu, apabila dibandingkan antara rapeseed dengan kelapa sawit, rapeseed menggunakan pupuk dan pestisida lebih tinggi dibandingkan kelapa sawit. Dengan demikian, dapat disimpulkan kelapa sawit merupakan pengguna pupuk dan pestisida paling sedikit. Tidak hanya itu, berdasarkan pernyataan diatas, dapat dikatakan kelapa sawit juga penghasil polutan paling rendah dibanding minyak nabati lainnya.

Biofuel Kelapa Sawit Lebih Hemat Dalam Penggunaan Air Dibandingkan Tanaman Lainnya

Menurut Gleick (2000), penggunaan air secara global meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan satu abad yang lalu. Sektor pertanian adalah sektor dengan konsumsi air terbesar, yaitu sebesar 85% (Hoekstra dan Chapagain, 2007). Namun, untuk kelapa sawit sendiri, penggunaan air relatif hemat dalam membuat bioenergi. Hal ini berdasarkan pada studi empiris yang dilakukan oleh Gerbens-Leenes et al. (2009), dimana membahas perbandingan penggunaan air untuk produksi setiap satu Giga Joule (GJ) bioenergi. Setiap Giga Joule bioenergi yang dibuat, kelapa sawit menggunakan air sebanyak 75m3. Apabila dibandingkan dengan tanaman lainnya, angka tersebut dapat dikatakan relatif rendah. Dimana tanaman rapeseed (184m3), kelapa (126m3), ubi kayu (118m3), kedelai (100m3).

 

Demikian beberapa fakta yang harus kamu ketahui tentang kelapa sawit. Pastikan untuk menggunakan bibit berkualitas tinggi dan terpercaya seperti DxP Sriwijaya. Bibit DxP Sriwijaya memiliki karakter unggul, yaitu produksi tandan tinggi, ekstraksi minyak tinggi, pertumbuhan meninggi lambat, toleran terhadap iklim kering dan persen kontaminasi non tenera yang rendah. Bibit siap tanam DxP Sriwijaya dapat diperoleh langsung dari PT Binasawit Makmur dan anak perusahaan PT Sampoerna Agro, Tbk. lainnya, yaitu PT Telaga Hikmah, PT Aek Tarum dan PT Sungai Rangit