Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman perkebunan yang menghasilkan minyak industri, minyak makan, dan biodiesel sebagai bahan bakar. Berdasarkan Pedoman Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) yang Baik, ini adalah panduan lengkap untuk budidaya kelapa sawit:
Syarat Tumbuh
Terdapat beberapa syarat tumbuh untuk budidaya kelapa sawit. Seperti curah hujan di antara 1500-4000 mm per tahun, memiliki suhu 24-28°C dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut (dpl). Tidak hanya itu, memperhatikan kelembaban di antara 80-90% dan keasaman tanah (pH) sekitar 5.5-6.5. Terakhir, kemiringan lahan sebesar 5-15% dengan tekstur tanah Gembur dan berlapisan solum (80 cm).
Bahan Tanaman
Langkah selanjutnya adalah bahan tanaman. Pada bagian ini, hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bibit. Pastikan bibit yang digunakan adalah bibit terpercaya dan mempunyai sertifikat mutu. Tidak hanya itu, perhatikan juga apakah bibit tersebut bebas dari penyakit dan hama, serta memiliki pertumbuhan yang optimal.
Pembenihan
Kemudian, masuk dalam proses pembenihan. Pada bagian ini, terdapat dua tahap, yaitu pre nursery dan main nursery. Pre nursery merupakan tempat pemeliharaan bibit selama 3 bulan pertama. Adapun pada tahap ini, ukuran polybag yang dipakai adalah dengan panjang 22 cm, lebar 14 cm, dan tebal 0,007 mm. Setelah berumur 3 bulan, bibit akan dipindahkan ke main nursery. Tahap berikutnya adalah main nursery, dimana menggunakan ukuran polybag dengan panjang 50 cm, lebar 37-40 cm dan memiliki tebal 0,2 mm. Setelah memasuki umur 9 bulan, bibit tersebut dipindahkan ke lapangan.
Pemeliharaan Benih
Pada pemeliharaan benih, setiap tahap memiliki teknik pemeliharaannya sendiri. Dalam pre nursery, benih disiram setiap 2x sehari dengan 0,10-0,25 liter air (1x siram). Lalu, perlu dilakukan pengendalian gulma setiap 2 minggu sekali dengan pemupukan memakai urea/pupuk majemuk dengan konsentrasi 0,2%/2 gr/l air. Perlu diperhatikan, frekuensi pemberian pupuk adalah 1x per minggu. Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah, seleksi benih untuk menghindari terkenanya benih abnormal ke tahap selanjutnya (main nursery). Lalu, pemindahan benih dilakukan saat benih berumur 2,5-3 bulan dengan jumlah daun 3-4 helai daun.
Sedangkan, dalam main nursery, penyiraman kebutuhan air di pembenihan utama adalah 2ltr/hari/polybag. Lalu, perlu dilakukan penyiangan dan pemberian mulsa. Peletakan mulsa yaitu di sekeliling benih pada kantong setelah benih tersebut berumur 2 bulan dengan ketebalan 1-2 cm. Selanjutnya, jenis pupuk juga perlu diperhatikan, dimana pada tahap ini pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk majemuk NPKMg (15-15-6-4) sampai umur kurang lebih 5 bulan dan dilanjutkan dengan penggunaan pupuk majemuk NPKMg (12-12-17-2).
Teknik Penanaman
Langkah berikutnya, teknik penanaman. Dimana terdapat pola tanam secara monokultur dan tumpangsari. Lalu, pengajiran yang merupakan penentuan tempat yang nantinya ditanam bibit kelapa sawit menyesuaikan dengan jarak tanam yang digunakan. Dalam hal ini, sistem jarak penanaman yang biasa digunakan adalah segitiga sama sisi dengan menggunakan jarak tanam 9m x 9m x 9m. Adapun, ukuran lubang tanam yaitu 50 cm x 40 cm x 40 cm atau opsi lainnya adalah kedalaman lubang tanam bisa disesuaikan dengan tinggi polybag bibit ditambah 5-10cm. Kemudian, ditabur dengan kapur dolomit dan kieserit atau pupuk rock phosphat dengan dosis sesuai kebutuhan. Setelah itu, biarkan tanaman tersebut selama 7-10 hari.
Hama dan Penyakit
Selain pembenihan dan teknik pemeliharaan, perlu diperhatikan hama penyakit pada tanaman kelapa sawit. Seperti, Kumbang Penggerek Pucuk Kelapa Sawit (Oryctes rhinoceros), Tungau (Oligonychus) yang akan menyerang daun dengan gejala warna daun menjadi kecoklatan dan mengkilap, pengendaliannya dengan menyemprotkan pestisida 75,2 gr/lt (Tedion EC). Lalu, Kumbang Apogonia dengan pengendalian berupa menyemprotkan insektisida berbahan aktif Karbaril 85% (1,5 g bahan aktif/ l air) pada tanaman dengan interval 10 hari sekali. Adapun, Penyakit Daun Antraknosa dan Curvularia dengan gejala daun menguning mulai dari ujung dan tepi-tepinya. Pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida (Mankozeb 80%) 2 minggu sekali. Terakhir, Penyakit Busuk Buah Marasmius (Marasmius sp) dimana penyebabnya adalah jamur menginfeksi tandan sampai busuk.
Panen
Bagian terakhir adalah panen, dimana tanaman kelapa sawit dapat berbuah saat umur 2,5 tahun. Adapun, 25-50% buah luar membrondol dengan buah berwarna merah mengkilat. Kriteria matang panen tergantung pada beratnya tandan yaitu berat >10 kg sebanyak 2 brondolan/kg tandan dan untuk berat <10 kg sebanyak 1 brondolan/kg tandan
Diharapkan petani kelapa sawit dapat memaksimalkan hasil produksi mereka dengan bantuan panduan ini. Keberhasilan budidaya kelapa sawit bergantung pada pengetahuan yang mendalam tentang syarat tumbuh, bahan tanaman, pembenihan, pemeliharaan benih, teknik penanaman, pengendalian hama dan penyakit, dan teknik panen yang tepat. Berhubungan dengan bahasan sebelumnya, yaitu mengenai bahan tanam, apabila Sahabat Sriwijaya sedang mencari benih unggul, anda bisa kontak produsen resmi benih DxP Sriwijaya.
Bibit DxP Sriwijaya memiliki karakter unggul, yaitu produksi tandan tinggi, ekstraksi minyak tinggi, pertumbuhan meninggi lambat, toleran terhadap iklim kering dan persen kontaminasi non tenera yang rendah. Bibit siap tanam DxP Sriwijaya dapat diperoleh langsung dari PT Binasawit Makmur dan anak perusahaan PT Sampoerna Agro, Tbk. lainnya, yaitu PT Telaga Hikmah, PT Aek Tarum dan PT Sungai Rangit.